Pengertian Sajak – Sajak adalah salah satu bentuk karya sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris yang teratur dan terikat. Sajak ini sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesamaan bunyi maupun kekontrasan.
Pengertian sajak adalah suatu persamaan bunyi, persamaan ini ada pada kalimat atau perkataan yang berada di awal, di tengah maupun di akhir kalimat atau perkataan. Meski sajak bukan syarat khusus untuk puisi lama, tapi pengaruh sajak sangat mengikat pada bentuk dan pemilihan kata dalam puisi tersebut. Selain itu, sajak diartikan sebagai puisi yang tidak terikat pada setiap kata-katanya, jadi dalam penulisannya bisa dilakukan dengan bebas.
Ciri-Ciri Sajak
Berikut ini ciri-ciri atau karakteristik sajak diantaranya yaitu:
- Memiliki bentuk tertentu, berurutan dalam baris yang sejajar, memiliki pola (untuk puisi tradisional), atau memiliki bentuk bebas.
- Ungkapan kata dan bahasa pada sajak dipengaruhi oleh unsur lagu, irama, dan keharmonisan bunyi.
- Baris pada sajak disusun membentuk pola atau ikatan tertentu (untuk puisi tradisional) dan tanpa pola ikatan tertentu.
Jenis Sajak dan Contohnya
Sajak dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu berdasarkan posisinya, berdasarkan kesesuaian bunyi suku katanya, dan berdasarkan kesesuaian bunyi akhir setiap katanya.
Jenis Sajak Berdasarkan Posisinya
Berdasarkan posisinya, sajak dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
Sajak Awal, yaitu persesuaian bunyi suku kata yang letaknya di awal kata. Contoh sajak awal:
Bukan ku…
Bukan ketidakpercayaanku padamu
Tapi ketakutanku
Bukan kematian risaukanku
Tapi perpisahan takutkaku
Bukan membagi cinta dariku
Tapi merenggut cinta dariku
Sajak Akhir, yaitu penyesuaian bunyi suku kata yang terletak di akhir kata. Contoh sajak akhir:
Sujud
Sajadah melapisi kulitku
Dingin tak merasuk dalam tulangku
Dalam kerendahanku
Memohon kepadaMu Tuhanku
Ampunilah segala dosaku
Sirnakan segala khilafku
Tuntun selalu aku
Agar tercapai inginku
Siratal mustaqim jalanku
RidhoMu tujuanku
Jenis Sajak Berdasarkan Kesesuaian Bunyi Suku Kata
Berdasarkan kesesuaian bunyi suku katanya, sajak dibagi menjadi 6 (enam), yaitu:
Sajak Penuh atau Sajak Sempurna, yaitu jenis sajak yang ditandai dengan kesesuaian bunyi pada suku kata terakhir secara penuh. Contoh sajak penuh:
Terancam sudah iman yang goyang
Hamba yang tak rajin sembahyang
Sungguh malang sungguh sayang
Kini umur sudah melayang
Sajak Paruh atau Sajak Tidak Sempurna, yaitu jenis sajak yang ditandai dengan kesesuaian bunyi pada suku kata terakhir tapi tidak penuh atau secara keseluruhan. Contoh sajak paruh:
Menuntut ilmu hendaklah semangat
Jangan malas haruslah giat
Ilmu akan membuat kita selamat
Di dunia ataupun akhirat
Ilmu buat kita makin dewasa
Ilmu pula yang hilangkan lara
Bukankah Ilmu faktor kita bahagia?
Dari muda hingga menua
Sajak Aliterasi. Kesesuaian bunyi pada sajak aliterasi terletak pada huruf konsonan dalam setiap kata kata dalam puisi. Kesesuaian bunyi pada sajak ini terletak pada seluruh kata. Contoh sajak aliterasi:
Baik budi ibu bapak
Nafkah keluarga kena cukup
Hawa haram mustilah musnah
Hawa halal mustilah hadir
Kerja pakai kalimatullah
Berkah buat beragam barang
Sajak Asonansi, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian pada seluruh katanya, kesesuaian bunyi pada sajak asonansi terletak pada huruf vokalnya. Contoh sajak asonansi:
Kakimu tertatih tatih
Mengayuh sepeda terengah engah
Cinta tiada karena rupiah
Cintamu bagi negeri
Rontokkan mosi kebodohan
Sajak Rangkai, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi pada huruf vokal, tapi hanya pada beberapa suku kata. Contoh sajak rangkai:
Kesabaran butuh kesadaran
Karena kesadaran timbul kesabaran
Raih kekayaan untuk kejayaan
Karena kejayaan menjaga kekayaan
Sajak Rangka, yaitu sajak yang memuat kesesuaian bunyi pada huruf vokal dalam beberapa kata. Contoh sajak rangka:
Lihat simpang jalan samping kota
Tindak tanduk ibu tua renta
Tak lelah pontang panting
Tak berhenti mondar mandir
Gunakan kesempatan sebelum kesempitan
Jenis Sajak Berdasarkan Kesesuaian Bunyi Akhir Setiap Kata
Berdasarkan kesesuaian bunyi akhir setiap katanya, sajak dibagi menjadi 5 (lima) jenis diantaranya yaitu:
Sajak Rata atau Sajak Sama, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-a-a. Contoh sajak rata atau sajak sama:
Malam itu
Terdengar lagi tangisan sendu
Siapakah beliau
Untaian kata memecah kalbu
Derap langkah tanpa tersipu
Jantung ini terus menderu
Oh Ibu..
Sujudmu
Doamu
Kenapa selalu untukku
Anakmu.
Sajak Silang atau Sajak Senkelang, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-b-a-b. Contoh sajak silang atau sajak senkelang:
Kenapa engkau datang wahai maut
Belahan jiwaku kau bawa pergi
Kenapa dia yang kau renggut
Membawa nestapa dalam diri
Apa guna kini kuhidup
Hanya sepi dan sunyi
Untuk siapa aku hidup
Masa depanku telah pergi
Sajak Kembar atau Sajak Pasangan, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-b-b. Contoh sajak kembar atau sajak pasangan:
Marahmu untuk pendidikan
Tegasmu untuk kekuatan
Absolutmu untuk masa depan
Meski kasihmu hanya selalu tersirat
Lelah tiada kau tampakkan
Sakit tak pernah kau tunjukkan
Sungguh besar pengorbanan
Terima kasih untukmu ayah
Sajak Peluk atau Sajak Paut, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-b-b-a. Contoh sajak peluk atau sajak paut:
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pantaskah kami raih surgawi?
Bisakah kami tetap berdiri
Tanpa kasih dan sayangMu
Tapi justru kami mengecewakanMu
Ya Tuhan ampunilah kami
Sajak Patah atau Sajak Putus, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-a-b, a-b-a-a, atau a-a-b-a. Contoh sajak patah atau sajak putus:
Tengoklah raga ibumu
Kecil tapi penuh kekuatan
Lemah tapi penuh keberanian
Pantang menyerah untuk masa depan
Sajak Bebas, yaitu sajak yang tidak memiliki bentuk ataupun bunyi yang sama dan juga tidak ada aturan sama sekali. Contoh sajak bebas:
Teruntuk buah hatiku
Memang sukar hidup ini
Banyak cela banyak maki
Banyak lubang sana sini
Namun tegaplah berdiri
Jangan goyang jangan ragu
Tapaklah jalan agama
Pasti benar sampai mautmu
Jangan goyang jangan takut
Ibu selalu bersamamu
Bersama Tuhan di hatimu
Demikian artikel tentang “Sajak : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh Sajak Dalam Bahasa Indonesia Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.