Pengertian, Tujuan, Manfaat, Strategi dan Tipe Jenis Manajemen Konflik Menurut Para Ahli – Pengertian manajemen konflik adalah serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku dengan pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk dalam suatu pendekatan yang berorientasi pada bentuk komunikasi termasuk tingkah laku dari pelaku dan pihak luar bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
Manajemen konflik diartikan sebagai suatu proses aksi dan reaksi yang diambil oleh para pelaku konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang, dalam rangka pengendalian situasi dan kondisi perselisihan yang terjadi antara beberapa pihak.
Manajemen konflik adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada proses mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik dan pihak ketiga, dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
Pengertian Manajemen Konflik Menurut Para Ahli
Minnery (1980:220)
Menurut Minery, Manajemen konflik adalah suatu proses rasional yang sifatnya iteratif, dimana proses tersebut terjadi secara terus-menerus mengalami penyempurnaan hingga tercapai model yang representatif dan ideal.
Howard Ross (1993)
Menurut Howard Ross, Manajemen konflik adalah langkah-langkah yang diambil pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin/tidak menghasilkan akhir berupa penyelesaian konflik, dan mungkin/tidak menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat atau agresif.
Tujuan Manajemen Konflik
Adapun tujuan manajemen konflik diantaranya yaitu:
- Untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap anggota organisasi, sehingga dapat fokus kepada visi dan misi organisasi.
- Untuk meningkatkan kreatifitas anggota organisasi dengan mengambil manfaat dari konflik yang terjadi.
- Untuk membangun rasa saling menghormati antar sesama anggota organisasi dan menghargai keberagaman.
Manfaat Manajemen Konflik
Berikut ini manfaat dan fungsi manajemen konflik dalam organisasi atau perusahaan diantaranya yaitu:
- Dapat mengevaluasi sistem. Dengan adanya konflik maka organisasi bisa melakukan identifikasi apakah sistem yang diterapkan berjalan dengan baik atau perlu perbaikan.
- Dapat meningkatkan dan mengembangkan kompetensi terutama kompetensi non-teknis.
Strategi Manajemen Konflik
Menurut Stevelin, terdapat 5 (lima) langkah manajemen konflik yang paling mendasar, diantaranya yaitu:
Pengenalan
Pengenalan merupakan langkah awal dalam manajemen konflik, yaitu dengan mengenali permasalahan yang terjadi, siapa yang terlibat konflik, dan bagaimana keadaan di sekitar selama terjadinya konflik. Ini merupakan informasi awal yang penting dalam manajemen konflik.
Diagnosis
Setelah mendapat informasi, selanjutnya lakukan analisis untuk mengetahui penyebab konflik. Untuk melakukan itu diperlukan metode yang benar dan telah teruji, juga fokus terhadap masalah utama dalam konflik yang terjadi.
Menyepakati Solusi
Setelah melalui proses diagnosis, selanjutnya organisasi dapat menemukan dan menentukan solusi apa yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Solusi yang ditentukan harus dibicarakan secara bersama dengan pihak yang berkonflik dengan bantuan pihak penengah. Selanjutnya, maka semua pihak melakukan pelaksanaan kesepakatan.
Pelaksanaan
Setelah menyepakati solusi, selanjutnya dilakukan proses pelaksanaan kesepakatan yang telah dibuat. Semua pihak yang terlibat dalam konflik harus menerima dan melaksanakan kesepakatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Selain itu, harus diperhatikan juga bahwa kesepakatan tidak berpotensi menimbulkan konflik yang lain.
Evaluasi
Evaluasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk menilai apakah pelaksanaan kesepakatan tersebut berjalan dengan baik. Dengan melakukan evaluasi maka organisasi dapat melakukan pendekatan alternatif untuk konflik lain yang mungkin terjadi.
Tipe Manajemen Konflik
Menurut Dawn M. Baskerville, ada 6 (enam) tipe atau jenis manajemen konflik, diantaranya yaitu:
Avoiding
Avoiding merupakan cara yang paling efektif menjaga lingkungan terhindar dari konflik terbuka. Pada umumnya, individu atau organisasi cenderung menghindari konflik. Berbagai hal sensitif dan berpotensi menyebabkan konflik sebisa mungkin dihindari.
Acomodating
Acomodating adalah kegiatan mengumpulkan berbagai pendapat dari banyak pihak yang terlibat dalam konflik. Dengan mengumpulkan pendapat, maka organisasi dapat mencari jalan keluar dengan tetap mengutamakan kepentingan salah satu pihak yang berkonflik. Namun sayangnya, cara seperti ini masih bisa menimbulkan konflik baru dan perlu dilakukan evaluasi secara berkala.
Compromising
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik yang melakukan negosiasi pada pihak yang berkonflik dan mencari jalan tengah bagi kebaikan bersama. Dengan adanya kompromi maka semua pihak yang berkonflik akan mendapatkan solusi yang memuaskan. Cara ini dapat menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan konflik yang baru.
Competing
Competing adalah cara menyelesaikan konflik dengan mengarahkan pihak yang berkonflik untuk saling bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing dan pada akhirnya salah satu pihak akan kalah dan mengalah atas kepentingan pihak lain.
Colaborating
Kolaborasi adalah cara menyelesaikan konflik dengan bekerjasama untuk memperoleh hasil yang memuaskan karena semua pihak bersinergi dalam menyelesaikan masalah dengan tetap memperhatikan kepentingan semua pihak. Atau bisa dikatakan, kepentingan pihak yang berkonflik tercapai dan menghasilkan win-win solution.
Conglomeration (Mixtured Type)
Conglomeration (mixtured type) adalah penyelesaian konflik dengan mengkombinasikan kelima tipe manajemen konflik diatas. Tipe manajemen konflik ini membutuhkan waktu dan tenaga yang besar dalam proses penyelesaian konflik.
Itulah artikel tentang Manajemen Konflik : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Strategi dan Tipe Jenis Manajemen Konflik Lengkap . Semoga informasi yang diberikan bermanfaat.