Pengertian, Ciri dan Contoh Puisi Satire Dalam Bahasa Indonesia – Satire adalah jenis puisi baru yang isinya memuat tentang sindiran kepada penguasa atau orang yang memiliki posisi/jabatan/kedudukan.
Satire berasal dari bahasa latin yaitu satura yang berarti kritikan atau kecaman tajam terhadap suatu fenomena; dan tidak puasnya hati suatu golongan (pada pemimpin yang zalim).
Pengertian puisi satire adalah puisi yang berisi sindiran halus atau kritik kepada penguasa atau orang yang memiliki kedudukan (jabatan).
Satire juga bisa diartikan sebagai puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam suatu ketidakadilan dalam masyarakat.
Secara singkat, pengertian puisi satire yaitu salah satu jenis puisi baru yang berisikan sindiran atau kritikan.
Ciri-Ciri Puisi Satire
Adapun ciri ciri atau karakteristik puisi satire, diantaranya yaitu:
- Bentuknya rapi, simetris.
- Setiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis.
- Berisi sindiran.
- Sebagian besar puisi empat seuntai.
Contoh Puisi Satire
Berikut ini beberapa contoh puisi satire:
Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di Masa Pembangunan Ini
Tuan Hidup Kembali
Dan Bara Kagum Menjadi Api
Di Depan Sekali Tuan Menanti
Tak Gentar. Lawan Banyaknya Seratus Kali.
Pedang Di Kanan, Keris Di Kiri
Berselempang Semangat Yang Tak Bisa Mati.
Maju
Ini Barisan Tak Bergenderang-Berpalu
Kepercayaan Tanda Menyerbu.
Sekali Berarti
Sudah Itu Mati.
Maju
Bagimu Negeri
Menyediakan Api.
Punah Di Atas Menghamba
Binasa Di Atas Ditindas
Sesungguhnya Jalan Ajal Baru Tercapai
Jika Hidup Harus Merasai
Maju, Serbu, Serang, Terjang
PENCOPET METROPOLITAN
Oleh : Malik Abdul
Siang hari di bandara Soekarno-Hatta
Mentari terik menyengat kulit seorang kakek tua
Dia berjalan gontai membawa tas yang penuh dengan pakaian
Terlihat binar matanya menampakkan kerinduan akan kampung halaman
Kepada isteri, anak, dan cucu-cucunya
Bahunya nampak terbungkuk menopang segala beban
Beban yang ada di dalam tasnya
Juga beban akan tanggung jawabnya
Dari arah berlawanan seorang pemuda berjalan cepat
Seperti terburu oleh nafsu sesaat
Tanpa perduli bahwa semua itu perbuatan jahat
Brakk…!
Tampak ia menabrak seorang kakek tua
Sang kakek terjatuh
Tangannya yang ringkih menopang tubuhnya yang terpelanting
Kerumunan orang apatis hanya menyaksikan
Sejenak terhenti dari langkah mereka
Namun seakan peristiwa itu hanyalah hal kecil
Dalam sekejap si pemuda itu terbangun
Dengan gerak cepat ia menyingkapkan dompet coklat didalam jaket
Na’as…
Sang kakek kehilangan segalanya
Semua kerja kerasnya lenyap dalam sekejap
Nampak kesedihan dari mata yang teduh itu
Dari kejauhan ia hanya menyaksikan
Si pemuda itu berlari sangat kencang
Hingga tiba di seberang jalan
Ia hendak melawan arah untuk terus berlari
Namun sebuah bus melaju kencang hingga tiada mampu ia hindari
Saatnya tibalah karma berujung mati!
NEGERIKU
Oleh: Gus Mus
Mana ada negri sesubur negeriku
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung
Prabot-prabot orang kaya di dunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku
Ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku
Emas dan perak, perhiasan mereka digali dari tambangku
Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku
Mana ada negri sekaya negeriku
Majikan-majikan bangsaku memiliki buruh-buruh mancanegara
Brangkas-brangkas Bank ternama dimana-mana menyimpan harta-hartaku
Negriku menumbuhkan konglomera dan mengikis habis kaum melarat
Rata -rata pemimpin negriku dan handai tolannya terkaya didunia
Mana ada negri semakmur negeriku
Penganggur-penganggur diberi perumahan, gaji dan pensiunan setiap bulan
Rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok-rampok di beri rekomendasi, dengan kop sakti instansi
Maling-maling di beri konsensi
Tikus dan kucing dengan asik berkorupsi
Aku bertanya
Oleh: WS Rendra
Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.
Jangan Ganggu Kesetiaanku
Oleh: Iringan Bayu Senja
Jangan hunuskan senyum manismu untukku..
Sebab kutahu itu hanya bernilai semu..
Jangan hujamkan lirikan mata elangmu padaku..
Sebab ku tau itu juga bernilai palsu..
Jangan pula kau lebarkan tawamu untukku..
Sebab kutahu itu juga hanya basa basimu..
Jangan kau tawarkan apapun padaku..
Sebab itu hanya kan sakiti orang terkasihmu..
Sedang aku, jikapun yang kau tawarkan berasal dari hatimu.
Maka tetap saja aku tak akan mau..
Aku menjadikan kehidupan kasihku atas dirimu..
Berlalulah dan biarkan peradaban waktu..
Menjawab semua maumu..
Aku sudah setia tapi kau masih selingkuh juga
Demikian artikel tentang “Satire : Pengertian, Ciri dan Contoh Puisi Satire Dalam Bahasa Indonesia Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.