Pengertian Kartel – Ada banyak bentuk kerjasama ekonomi, salah satunya adalah kartel. Apa itu kartel? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian kartel, tujuan, jenis, keuntungan dan kerugian serta contoh kartel secara lengkap.
Pengertian Kartel
Pengertian kartel adalah suatu kerja sama atau penggabungan yang didasarkan atas sukareka dan beberapa badan usaha sejenis untuk memproduksi atau menjual barang hasil produksinya. Baik secara hukum maupun ekonomi, masing-masing badan usaha yang bergabung masih berdiri dan memiliki kebebasan untuk bertindak kecuali yang disetujui dalam perjanjian.
Baca Juga : Kerjasama
Definisi kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Berdasarkan hukum anti monopoli, kartel dilarang di hampir semua negara. Walaupun begitu, kartel tetap ada baik dalam lingkup nasional maupun internasional, formal maupun informal. Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap sebagai suatu kartel, meski bisa dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Biasanya kartel timbul dalam kondisi oligopoli, di mana ada sejumlah kecil penjual dengan jenis produk yang homogen.
Kartel dilakukan oleh pelaku usaha dalam rangka memperoleh market power. Market power memungkinkan mereka mengatur harga produk dengan cara membatasi ketersediaan barang di pasar. pengaturan persediaan dilakukan dengan bersama-sama membatasi produksi dan atau membagi wilayah penjualan.
Ciri-Ciri Kartel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kartel memiliki 2 ciri-ciri yang menyatu diantaranya:
- Organisasi suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, dalam memproduksi barang-barang yang sejenis.
- Persetujuan yang dilakukan oleh sekelompok perusahaan, dengan bertujuan untuk mengendalikan harga komoditi tertentu.
Tujuan Kartel
Tujuan kartel diantaranya yaitu:
- Untuk mengurangi ataupun meniadakan persaingan
- Untuk menciptakan keseragaman harga, jumlah produksi serta pembagian daerah pemasaran untuk tiap badan usaha.
Semua tujuan tersebut dicapai dengan mengadakan perjanjian atau kesepakatan antar badan usaha atau beberapa perusahaan produsen dan lainnya yang sejenis untuk mengatur dan mengendalikan berbagai hal seperti harga, wilayah pemasaran dan lain sebagainya dengan tujuan menekan persaingan dan mendapatkan keuntungan.
Jenis-Jenis Kartel
Berikut ini beberapa jenis kartel, diantaranya yaitu:
Kartel Harga
Dalam jenis kartel harga, disepakati sebuah harga minimun sebuah barang yang boleh dijual. Anggota kartel dilarang menjual barang di bawah harga minimum yang sudah disepakati.
Baca Juga : Firma
Kartel Syarat
Dalam jenis kartel syarat disepakati syarat-syarat yang seragam dalam hal penyerahan, pembayaran dan pembungkusan barang.
Kartel Rayon
Dalam jenis kartel rayon disepakati daerah penjualan setiap kartel, tujuan penerapan daerah pemasaran ini yaitu agar tidak terjadi persaingan antar anggota rayon.
Kartel Produksi
Dalam jenis kartel produksi disepakati jumlah maksimum barang yang boleh di produksi setiap anggota kartel. Tujuan pembatasan produksi tersebut adalah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang berakibat pada turunnya harga barang.
Sindikat Penjualan
Dalam kartel sindikat penjualan ini disepakati bahwa setiap anggota kartel harus menyerahkan barang hasil produksinya untuk dijual dengan satu harga.
Kartel Pool
Dalam jenis kartel pool, keuntungan yang didapatkan anggota kartel dikumpulkan dalam kas bersama lalu dibagi sesuai perjanjian yang sudah disepakati. Jenis kartel ini sering disebut juga dengan kartel pembagian keuntungan.
Keuntungan dan Kerugian Kartel
Keuntungan Kartel, diantaranya yaitu:
- Kedudukan monopoli kartel di pasar menyebabkan kartel memiliki posisi yang baik dalam menghadapi persaingan.
- Risiko penjualan barang-barang yang dihasilkan dan risiko kapital anggota-anggotanya bisa diminimalkan karena baik produksi maupun penjualan bisa diatur dan dijamin jumlahnya.
- Kartel dapat menjalankan rasionalisasi, sehingga harga barang yang dijual diproduksi kartel tersebut cenderung turun.
Kerugian Kartel, diantaranya yaitu:
- Dalam berbagai kemungkinan, persaing kartel bisa menyelundup ke dalam anggota kartel.
- Dalam kehidupan masyarakat luas, kartel dianggap sebagai sesuatu yang merugikan masyarakat, karena kartel tersebut praktis bisa meninggikan harga dengan lebih leluasa.
- Peraturan yang dibuat bersama diantara anggota dengan sanksi interen kartel tersebut akan mengikat kebebasan anggota yang bergabung di dalam kartel tersebut.
Baca Juga : Regulasi Bisnis
Dampak Kartel
Berikut ini dampak kartel terhadap perdagangan, diantaranya yaitu:
Dampak positif kartel , diantaranya yaitu:
- Kartel memungkinkan hubungan kerja antara manajemen perusahaan dengan pekerja lebih kondusif, karena segala tuntutan yang menjadi sumber konflik seperti kenaikan upah dan kesejahteraan pekerja dapat lebih mudah dikabulkan.
- Risiko pemutusan hubungan kerja dapat diminimalisir bahkan dihindari, karena perusahaan yang tergabung dalam kartel cenderung memiliki kedudukan yang lebih stabil dalam persaingan bebas.
- Risiko kerugian akibat rendahnya tingkat penjualan dapat diminimalisir, karena baik produksi atau penjualan sudah diatur dan dijamin jumlahnya.
Dampak negatif kartel diantaranya yaitu:
- Kurangnya pengembangan inovasi karena laba yang diperoleh perusahaan cenderung stabil dan pasti.
- Perusahaan tidak memiliki kebebasan untuk melakukan pengembangan inovasi dan ekspansi usaha karena adanya peraturan yang telah disepakati dalam kartel berikut sanksinya.
- Merugikan masyarakat konsumen, karena kekuatan pasar yang dimiliki kartel mengakibatkan harga tidak stabil dan kartel memiliki kuasa untuk menaikkan harga produk sesuai keinginannya.
- Iklim usaha menjadi kurang kondusif karena ketiadaan persaingan sehat diantara para produsen.
- Mempengaruhi daya beli masyarakat, karena harga produk rentan dan tidak stabil.
- Keuntungan yang didapatkan dan dinikmati oleh produsen anggota kartel dimungkinkan terlalu besar dan berjangka panjang.
- Harga produk yang dikuasai kartel bisa memicu inflasi yang merugikan masyarakat secara makro.
Baca Juga : Pelaku Ekonomi
Contoh Kartel
Berikut beberapa contoh perusahaan yang melakukan kartel, diantaranya:
- Di Indonesia kerjasama dalam bentuk kartel terjadi pada PT Semen Gresik, PT Holcim Indonesia dan PT Indocement yang menguasai 88% pangsa pasar dan mampu untuk mengontrol harga semen dalam negeri.
- Di Jerman ada enam produsen semen terbesar yang bekerjasama dalam bentuk kartel seperti Alsen AG (Holcim Deutschland AG) Dyckerhoff, Heidelberg Cement AG, Lafarge Zement GmbH, Readymix AG (Cemex Deutschland AG) dan Schwenk Zement KG.
- Di Inggris ada empat perusahaan semen utama yang paling banyak dilaporkan melakukan kartel, yaitu Buxton Lime Industries, Castle (Heidelberg), Cemex UK dan Lafarge.
- Di wilayah Uni Eropa dikenal perusahaan semen yang melakukan kartel diantaranya Holcim, Heidelberg, Dyckerhoff AG, Lafarge dan Cemex yang tersebar di Jerman, Inggris, Perancis, Belgia, Belanda dan Luxemburg.
Demikian artikel pembahasan tentang pengertian kartel, tujuan, jenis, keuntungan dan kerugian serta contoh kartel secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.