Contoh Pantun – Pantun adalah sebuah jenis puisi lama yang terdiri dari empat baris, dimana baris pertama dan kedua adalah sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi. Pada umumnya pantun memiliki makna tertentu yang biasanya terkandung dalam isi yaitu bait ketiga dan keempat. Isi atau makna pantun bisa mengandung unsur nasehat, jenaka, nasihat, cinta atau lainnya.
Awalnya pantun hanya diucapkan secara lisan, namun seiring perkembangan zaman saat ini pantun juga dapat disampaikan melalui tulisan. Itulah salah satu sebab saat ini banyak kita temukan pantun yang tidak ada pengarangnya. Karena memang pantung dapat diucapkan oleh siapapun tanpa bisa mengklaim pemiliknya.
Berikut ini adalah kumpulan contoh pantung cinta, jenaka, kiasan, nasihat, teka-teki dan jenis pantun lainnya yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk berbalas pantun.
Kumpulan Contoh Pantun
Contoh Pantun Jenaka
Pantun jenaka berisi makna untuk menghibur para pendengat atau pembaca karena pantun ini mengandung unsur lucu dan mengandung unsur tawa yang biasanya mengandung berbagai subjek dan objek yang dapat membuat tertawa karena kelucuannya. Contoh pantun jenaka seperti berikut.
Tukang bangunan memegang paku
Pakunya terbang terkena angin
Hati siapa tak galau
Melihat gajah makan es lilin
Burung terbang memakai topi
Terbang keawan seperti mimpi
Tertawa hati karena geli
Melihat kuda asyik bernyanyi
Kutub utara kutub selatan
Banyak pinguin olahraga senam
Pergi tamansya ke kebun binatang
Untuk melihat buntut kuda dikepang
Terlihat silau keemasan
Ternyata nenek unjuk gigi
Ingin kepantai untuk liburan
Melihat hiu pakai bikini
Paman ke sawah menanam padi
Padi ditanam dimangsa burung
Suara letusan gunung berapi
Terdengar kaget rambutpun kuncung
Anjing bermain dengan tali
Kera duduk membaca koran
Bagaimana hati tak geli
Kepala botak suka sisiran
Berenang jauh para ikan
Mereka bebas hatinya senang
Badan kurus kurang makan
Kalau ditiup goyang-goyang
Nemu gelang di pekarangan
Tapi gelang sudah karatan
Siapa nyampah sembarangan
Pasti pacarnya orang utan
Jalan-jalan ke pinggir empang
Nemu katak di pinggir empang
Hati siapa tak bimbang
Kamu botak minta dikepang
Pak Tegus pergi ke Bali
Melihat bule sedang menari
Aduh pantas kau bau sekali
Kau belum mandi enam hari
Burung Glatik
Lagi hinggap di batu. . .
Kamu memang cantik
Tapi kok badannya bau
Good morning
Selamat pagi
Gigi kuning
Ga pernah gosok gigi
Ada so’imah
Megang kayu
Terus masalah
buat you?
Meler-meler ingus keteter
Sampai sakit di kepala
Hati-hati sering teler
Bikin kamu meninggal dunia
Makan pagi sepiring berdua
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok pandai menggoda
Diam-diam watak buaya
Jika sudah namanya cinta
Hati suka berbunga-bunga
Kalau sudah terbawa suasana
Senyum sendiri kayak orang gila
Mau makan tidak enak
mau tidur juga tidak nyenyak
Kamu datang hati senang
Tak terasa makan habis lima piring.
Setiap malam aku merindukanmu
Sepi tiada tantangan
Ketika kita bertemu
Sehari bagaikan sebulan.
Di saat aku sakit
Tak lupa kau bawakan bunga
Di saat engkau terbelit-belit
Hati terasa merana.
Paling enak makan pepaya,
jangan lupa dicuci bilas
Kalau sudah baca pesan saya
harap segera dibalas.
Anak kecil main layang-layang
putus benang di ujung belati
setiap hari mabuk kepayang
kalau tidak jumpa si jantung hati.
Contoh Pantun Nasihat
Pantun nasihat adalah pantun yang berisi makna yang mengandung nasihat agama, moral dan lainnya yang bertujuan untuk mendidik pembaca agar menerapkan nasehat tersebut. Biasanya pantun nasihat bersifat membujuk, memberi arahan, dan memberi petunjuk kepada pembacanya. Contoh pantun nasihat, seperti:
Makan nasi pakai bakwan
Disiram pakai kuah kari
Nusantara penuh keragaman
Lestarikanlah potensi negeri
Permainsuri tinggal di istana
Selalu menawan dimata raja
Berjuanglah mencapai cita-cita
Demi mengharumkan nama negara
Bikin mie ayam pakai sawi
Ditambah bakso nikmat sekali
Keharusan menjadi manusiawi
Jadilah rakyat yang cinta damai
Lihat hujan teringat mantan
Pertanda jiwa kurang dewasa
Demi menjaga persatuan
Mintalah restu Tuhan yang Esa
Ayahku seorang petani
Punya sawah punya ladang
Mari belajar hari ini
Agar masa depan lebih gemilang
Pergi memancing saat fajar
Pulang siang membawa ikan
Siapa yang rajin belajar
Jadi orang sukses kemudian
Cepat bergegas untuk bertemu
Bertemu sambil membawa gulali
Kaya harta miskin ilmu
Tentulah merugi sama sekali
Ada anak kecil bermain batu
Batu dilempar masuk ke sumur
Belajar itu tak kenal waktu
Juga tidak memandang umur
Hari minggu pergi ke pasar
Beli sayur dan juga beras
Tiap hari harus belajar
Pasti akan menjadi cerdas
Ikut lomba tapi kalah
Lalu pulang dengan hati kesal
Saat muda rajin sekolah
Saat tua tidak akan menyesal
Berlari cepat mengejar waktu
Terlambat sudah tertinggal kereta
Pendidikan itu harus nomor satu
Bagi kemajuan bangsa kita
Liburan seru di kota Blitar
Tak ingin pulang terburu-buru
Jika diri jadi pintar
Berterimakasihlah kepada guru
Pukul tujuh pagi masuk kelas
Kerjakan tugas soalnya rumit
Menuntut ilmu dengan ikhlas
Untuk cinta-cita setinggi langit
Ke luar kota menjual tabung
Tabung dijual lalu dibeli lagi
Jangan lupa rajin menabung
Agar kau kelak tidak merugi
Nelayan laut menjual Tuna
Terjual banyak tidak terkira
Jika hati teman gundah gulana
Dihibur saja agar riang gembira
Buah kenari dan buah mangga
Di dalam karung ada sepuluh
Agar orang tuamu bangga
Jadilah kamu anak penurut
Mainan baru membuncah hati
Mainan rusak adik tangisi
Berilmu itu harus rendah hati
Semakin merunduk tanda kau berisi
Makan soto ditambah kecap
Sambil melamun dan mereka-reka
Selalu hati-hati dalam berucap
Agar hati orang tidak terluka
Tukang kayu mencari palu
Tukang bicara mencari kata
Hendaklah kita punya malu
Agar selalu ingat jangan berdusta
Bola jatuh di bawah kolong
Mata mencari berkali-kali
Hendaknya kita saling menolong
Karena menolong tanda peduli
Pantun Teka-Teki
Pantun teka teki adalah jenis pantun yang berisi pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh si pembuat pantun, namun biasanya pembuat pantun menyertakan jawaban dari pertanyaan dalam pantun tersebut agar mudah dipahami oleh pembaca. Contoh pantun teka-teki.
Gula pasir gula jawa
Diminum bersama es kelapa
Jika dikau bijaksana
Apa binatang nan banyak kakinya ( lipan)
Bunga melati bunga kamboja
Sahdu nan harum baunnya
Jika dikau berilmu katannya
Buah apa nan gurih rasannya (kelapa)
Bunga mawar enak dipandang
Dihinggap satu dua belalang
Bila dika suka berenang
Apa binatang seperti bintang ( bintang laut)
Makan nasi dengan tangan kanan
Lauknya masih sisa disimpan
Kita manusia satu sapaan
Binatang apa dua kehidupan ( amfibi)
Bandana dipakai dikepala
Siapa melihat akan terpesona
Hidup berputar laksana roda
Kue berambut didalam gula jawa (klepon)
Jikalau tuan tajuk cendana,
Ambil gantang jemurkan pala,
Jikalau tuan memang bijaksana,
Binatang apa ekor di kepala? (Gajah)
Berlayar perahu dari Berandan,
Menuju arah Selat Malaka,
Lebar kepala dari badan,
Apakah itu coba kau terka? (Ikan pari)
Burung nuri burung dara,
Terbangnya di sekitar layangan,
Cobalah cari wahai saudara,
makin diisi makin ringan, (Balon)
Kalau tuan bawa keladi,
Bawa juga sipucuk rebung,
Kalau tuan bijak bestari,
Apa binatang tanduk di hidung? (Badak)
Bila tuan muda teruna,
Pakai seluar dengan gayanya,
Bila tuan bijak laksana,
Biji di luar apa buahnya? (Buah Jambu Mete)
Meski dibungkus bukan kiriman,
Sudah takdir Allah yang satu,
Walau ditanam bukan tanaman,
Cobalah terka apakah itu? (Mayat/jenazah)
Buah budi bedara mengkal
Masak sebiji di pinggir pantai
Hilang budi bicara akal
Buah apa yang tidak bertangkai? (Buah hati)
Anak-anak bermain batu
Batu dilempar satu persatu
Berbadan lurus matanya satu
Ekornya tajam apakah itu? (Jarum)
Jika tuan pakai lencana
Pakailah songkok di atas kepala
Jika tuan memang bijaksana
Binatang apakah tak berkepala? (Ketam/Kepiting/yuyu)
Dina merenung suaranya sumbang,
Duduk bersantai dan telah pasrah,
Dia berdengung tapi bukan kumbang,
Punya belalai namun bukan gajah? (Lebah)
Sebuah benda bentuknya bulat,
Ianya ada dari pada besi,
Jika bermain diikat kuat,
Dilempar hidup dipegang mati?(Gasing)
Berpohon bulat daunnya rindang,
Asam dan hijau kala muda,
Bentuknya ia bagai bintang,
Kalaupun masak, kuninglah ia? (Belimbing)
Kalau kamu membeli tikar,
Tikar terbuat dari mengkuang,
Kalau kamu memang pintar,
Ular apa yang melilit pinggang? (Ikat Pinggang)
Terburu-buru ke kamar mandi,
Ternyata lupa membawa sabun,
Coba tebak apakah ini,
Selalu naik tak pernah turun? (Umur)
Tempat duduknya sangat tinggi,
Namun ia bernasib malang,
Saat malam ia berseri,
Bila siang ia menghilang? (Bintang)
Janganlah kau suka mengolok,
Bisa-bisa rugi akhirnya,
Ialah daun tak punya pokok,
Setiap bangunan memilikinya? (Pintu)
Pergi bertemu si pandai besi,
Dia mengasah pedang biasa,
Dicari-cari sulit sekali,
Andai ketemu dibuang ia? (Upil)
Memancing ikan di tengah kali,
Memakai umpan berupa cacing,
Badannya sangat luas sekali,
Berbulu banyak tak berdaging? (Karpet)
Soimah Bersama anak laki-laki
Duduk makan keropok lekor
Yang mengejar tak berkaki
Yang dikejar tak ber ekor? (Ular dan Katak)
Bila tuan tajuk cendana
Ambil padi sukatkan padi
Bila tuan memang bijaksana
Binatang apa bertanduk di kaki?(Ayam jantan)
Jika tuan tajuk cendana
Ambil gantang sukatkan mulut
Jika tuan memang bijak laksana
Binatang apa bertanduk di mulut? (Nyamuk)
Contoh Pantun Kiasan
Pantun kiasan adalah pantun yang berisi perumpamaan atau mengibaratkan antara yang satu dengan yang lainnya. Contoh pantun kiasan, seperti:
Bunga mawar baunya harum
Dipetik di pagi hari
Bunga berseri merekah ranum
Bak bidadari surga andini
Makan ikan dengan terasi
Yang penting ada nasi
Kau ibarat padi
Makin merunduk makin berisi
Makan siang roti mari
Tak mengayuh kantong
Jangan bermimpi di siang hari
Bak rambutan berisi kosong
Bunga melati bunga mawar
Tak disiram dipagi hari
Bagai hiu di air tawar
Kau tak mampu mnghirup pagi
Bersiuk siuk memanja
Tak pernah bergerak dari dini
Bagai mengayuh sepeda dikala senja
Takkan pernah sampai
Kusangka masih malam hari,
rupanya telah datang siang.
Kusangka bunga mekar berseri,
rupanya layu dihisap kumbang.
Naik perahu dekat kemudi,
betapa harum bunga selasih.
Elok nian resminya padi,
makin tunduk jika berisi.
Tanam ubi tanam kentang,
petik jagung tiada tersisa.
Petang kini telah datang,
tinggi pula batang usia.
Diam lisan banyak merenung,
lompat tinggi anak tupai.
Hendak hati memeluk gunung,
apa daya tangan tak sampai.
Pohon tua disebut buhun,
banyak dahannya yang berduri.
Kering dijemur dalam setahun,
basah oleh hujan sehari.
Rusa padang belang di kaki,
mangga kueni amat wangi.
Tinggi gunung tetap didaki,
lautan api kan disebrangi.
Randu tinggal randu,
panjang duri hingga sekilan.
Rindu tinggalah rindu,
Pandai ikan dalam berenang,
beda kolam ikannnya lain.
Sehari sehelai benang,
setahun menjadi kain.
Jalan-jalan ke Palembang,
sungai Musi luas membentang.
Di mana bunga mulai berkembang,
di sana kumbang akan datang.
Kayu jati dibuat papan,
burung puyuh jauh menghilang.
Padi kutanam dengan harapan,
tumbuh pula rumput ilalang.
Pergi ke pasar membeli beras,
membeli cincin berhias permata.
Mengharap hujan turun deras,
hanya gerimis sekejap mata.
Melihat ikan di tepi kolam,
pohon pinang jadi tambatan.
Air beriak tanda tak dalam,
air tenang menghanyutkan.
Keras keras cangkang kerang,
walau keras tetap dibawa.
Walaupun punggung parang,
bila diasah tajam jua.
Manis rasanya buah sirsak,
ombak datang bergulung-gulung.
Dimana bumi dipijak,
di sana langit dijunjung.
Contoh Pantun Cinta
Pantun cinta biasanya sering diungkapkan seseorang kepada kekasih atau orang yang ia sayangi. Pantun cinta dapat memberikan kesan keindahan kata yang terungkap dari hati terdalam melalui irama dalam bait-baitnya yang senada. Pantun cinta lebih bersifat mengatur dari sajak-sajaknya. Contoh pantun cinta, seperti:
Minum dawet dengan selasih
Minumnya dengan tangan kanan
Akhir cerita sepasang kekasih
Hingga menuju ke pelaminan
Cabe rawit cabe setan
Dimasak menjadi bumbu-bumbu
Bumi terbelah menjadi lautan
Sebesar itu cintaku padamu
Bunga mawar telihat layu
Tak disiram setiap pagi
Ungkapkanlah kepadaku
Karena cinta bukan teori
Kuda liar berjalan maju
Serong kekanan dan kekiri
Karena cinta itu bukan abu-abu
Tetapi berwarna seperti pelangi
Makan sate juga mi ramen
Pedasnya membuat tak tahan
Cinta adalah sebuah komitmen
Yang diikat tali pernikahan
Walau hanya sebuah jambu
Namun ini bisa diramu
Walau kita jarang bertemu
Cinta ini hanya untukmu
Sangat laku jualan jamu
Jualnya ke tanah seberang
Saat aku melihat dirimu
Dunia rasanya terang benderang
Beribu-ribu kain batik
Hanya satu yang tertimpa pena
Beribu-ribu gadis cantik
Cuma dirimu yang mempesona
Maluku penghasil pala
Tanah sumba banyak kuda
Lihat kamu pusing kepala
Tidak bertemu sakit di dada
Anak kecil berkepang pita
Hendak berangkat main ke kota
Padamu aku jatuh cinta
Siang malam tampak di mata
Sinta adalah adiknya Santi
Kakak duduk adik berdiri
Hilang bunga bisa diganti
Kehilangan kamu kemana dicari
Deras arus Kali Malang
Naik perahu sangat lama
Senang hati bukan kepalang
Kalau cintaku kau terima
Makan tahu bumbu petis
Duduk sendiri sambil merenung
Aku bukan lelaki romantis
Namun kesetiaanku setinggi gunung
Ikan berenang kejar sampan
Mencari sahabat mencari teman
Tidak kaya tidak tampan
Tapi kau buatku nyaman
Kancil terikat mulut meronta
Datang kerbau sama buaya
Kau membawakan aku cinta
Ditambah dengan rasa setia
Koran dipakai membungkus ikan
Ikan pari punya kesaktian
Bukan hadiah yang kuharapkan
Cukuplah engkau beri perhatian
Terbang tinggi burung nuri
Hendak menuju negeri peri
Izinkan aku menjadi bidadari
Mendampingimu sepanjang hari
Masak gulai sepikulan
Enaknya tak ada lawan
Lemah gemulai bila berjalan
Dialah gadis yang menawan
Enaknya gulai ditambah roti
Untuk bekal dalam pedati
Sudah pandai rendah hati
Pastilah dia lelaki sejati
Segar pempek sebab cuka
Lezat dan nikmat pasti rasanya
Banyak orang yang suka
Memang dia baik hatinya
Begitu indah alam semesta
Lebih indah dari mutiara
Apakah tanda hatinya cinta
Penuh kasih bersikap mesra
Bila datang bayang-bayang
Bintang bersinar berkelipan
Bila memang ia sayang
Lembah lembut tuturnya sopan
Keris bertuah amat sakti
Kalah oleh iman nan hakiki
Apakah ciri cinta sejati
Berani berkorban tak kenal henti
Air arak diharamkan,
karenanya banyak nyawa melayang.
Meskipun jarak memisahkan,
semua itu bukan penghalang.
Kalau ikan di dalam kolam,
bunga tumbuh di tengah taman.
Kalau cinta sudah dalam,
jarak jauh terasa nyaman.Langit biru terlihat sendu,
warna hijau biru dan semu.
Jarak jauh tumbuhkan rindu,
ingin selalu dekat denganmu.
Burung melayang burung nuri,
hingga sebentar di pohon kenari.
Kasih sayangku amat murni,
seperti embun di pagi hari.
berlabuh orang menunggu,
hendak berlayar ke Siantar.
Kalau jauh terasa rindu,
jika berjumpa terasa sebentar.
Ambil bambu buat sembilu,
terbang debu dari cerutu.
Namamu kusebut selalu,
dalam doa setiap waktu.
Belajar lukis dengan pensil,
mengapa kertas tidak rata.
Semoga engkau berhasil,
meraih segala cita-cita.
Bunga kenangan di selasar,
hadiah dari Raja Tuban.
Kasih semakin sayang besar,
melihat engkau banyak berkorban.
Patah dahan disambungkan,
hendak hati disatukan.
Kepada Tuhan kita mohonkan,
agar cepat dipertemukan.
Beribu-ribu para pelukis,
hanya satu memakan roti.
Beribu-ribu cewek yang manis,
hanya engkau di dalam hati.
Syair puisi pantun dan madah,
pujangga ciptakan sepenuh rasa.
Engkau tetap yang terindah,
dalam hidupku sepanjang masa.
Surya terbit datanglah pagi,
terbit dari Tanjung Meranti.
Hanya untukmu cinta ini,
tetap untukmu hingga nanti.
Bunga wangi bernama selasih,
tumbuh liar di pinggir kali.
Saat dirimu curahkan kasih,
hidup hampa gairah kembali.
Pinggir sungai banyak nipah,
sayang airnya terasa sepah.
Kasih sayang semakin berlimpah,
jadikan hidupku semakin indah.
Anak kecil jadi pemayang,
malam hari menonton wayang.
Ketahuilah wahai sayang,
cinta ini penuh kasih sayang.
Pita merah panjang sekilan,
jatuh satu ke dalam rantang.
Cintaku bagaikan rembulan,
dipagari bintang-bintang.
Dari jauh para tamu,
datang untuk mencari ikan.
Izinkan aku mencintaimu,
cinta sepanjang putaran zaman.
Sungguh indah Ujung Pandang,
indah pula Kota Pinrang.
Dari awal beradu pandang,
wajahmu terbayang-bayang.
Prajurit jalan berselang-selang,
berkicau keras burung kutilang.
Dari dulu hingga sekarang,
cinta hakiki tak pernah hilang.
Gunung Jati anak Rara Santang,
dikasihi juga disayang.
Walau banyak godaan datang,
teguh diriku tak pernah goyang.
Tanah ladang pasti gembur,
karena disiram air sumur.
Kasih sayang semakin subur,
laksana benih yang ditabur.
Untuk apa menanam ranjau,
jangan perang engkau semai.
Kasih sayang tumbuh menghijau,
jiwa lapang hatipun damai.
Dongeng lama tentang peri,
peri menolong sang puteri.
Engkau bagai bunga berseri,
suntingan jiwa bijak bestari.
Di Bandar banyak orang,
hilir mudik kanan dan kiri.
Tak kan pudar kasih sayang,
tambah erat hari ke hari.
Jika nuri hinggap di tiang,
ingin melihat ikan menyelam.
Jika hati saling menyayang,
romantis tumbuh siang dan malam.
Papan rengat dari rawa,
banyak orang ingin membawa
Cintamu hangat di dalam jiwa,
laksana cahaya dari sang surya.
Pedih bukan sembarang pedih,
pedih tenggorokan makan kolak.
Sedih bukan sembarang sedih,
sedih karena cinta ditolak.
Pisau diasah di atas palu,
palu kecil diangkat ringan.
Inilah kisah paling pilu,
cintaku bertepuk sebelah tangan.
Walau batik jadi baju,
tetapi polos lebih laku.
Walau cantik walau ayu,
tetapi dia bukan jodohku.
Suara harimau terdengar sember,
harimau tua tak berkuku.
Walau air mata satu ember,
tak kan dia menerima cintaku.
Sebuah nama punya arti,
mencari nama berhati-hati.
Biarlah aku bersedih hati,
untuk dia yang di hati.
Dunia ini amat hina,
bagai si renta yang terkulai.
Pikiranpun gundah gulana,
karena kasih yang tak sampai.
Mungkin hendak membeli lurik,
ayam jantan dari Pati.
Mungkinkah ada yang lebih baik,
selain gadis pujaan hati?
Anak kecil giginya tanggal,
belum tumbuh cambang kumis.
Kuucapkan selamat tinggal,
duhai gadis yang paling manis.
Batu gosok batu rusa,
untuk menggosok wajah muka.
Mungkin esok atau lusa,
akan terobati sgala luka.
Api kecil dari tungku,
apinya kecil habis kayu.
Sudah lama kutunggu-tunggu,
kapan kamu bilang I Love You.
Pagi hari berangkat kerja,
untuk mengairi padi di sawah.
Kalau cinta katakan saja,
bilang I Love You itu mudah.
Dunia ini hingar bingar,
jangan sampai engkau tergoda.
Telinga ini ingin mendengar,
saat kau ucapkan kata cinta.
Lima waktu jangan kurang,
selalu tunaikan sholat sembahyang.
I Love You jangan sembarang,
katakan pada orang yang disayang.
Beli jahe beli ketumbar,
potong jahe memakai parang.
Ingin bilang jantung berdebar,
bila I love You untukmu sayang.
Depan rumah tanam lempuyang,
tanah keras dicangkulkan.
Dalam hati segunung sayang,
di bibir berat mengucapkan.
Petang hari mengambil kayu,
untuk dibuat menjadi bangku.
Bukan takut bilang I love U,
tapi takut kau menolakku.
Kalau hati sudah buta,
budi baik amat langka.
Kalau memang kamu cinta,
aku pasti kan menerima.
Untuk apa pati geni,
puasalah sesuai syariat Nabi.
Jika cintamu tulus murni,
kuterima sepenuh hati.
Apa tanda kapal di samudra,
memberi tanda walaupuh jauh.
Apa tanda orang jatuh cinta,
jika jauh merasa rindu.
Apa tanda rumah istana,
semuanya terlihat baru.
Apa tanda tumbuh cinta,
terasa di dada rasa cemburu.
Kue cucur di dalam loyang,
masih hangat hendak disajikan.
Cemburu tanda kasih sayang,
untuk kekasih sang pujaan.
Baju baru dari seberang,
Warnanya elok sangat rupawan.
Cemburu jangan sembarang,
cemburu demi kebahagiaan.
Bila pergi ke sudut pasar,
mengantri diri mesti sabar.
Bila cemburu lebih besar,
kasih sayang bisa bubar.
Itulah penjelasan tentang Contoh Pantun Jenaka, Pantun Nasihat, Pantun Teka-Teki dan Pantun Cinta yang bisa dijadikan sebagai sumber literatur untuk anda. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda dalam dunia pendidikan, khususnya Bahasa Indonesia.