Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Puisi Elegi Dalam Bahasa Indonesia – Elegi merupakan istilah umum dalam kesusastraan yang merujuk kepada syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian. Namun tak hanya kematian, penggunaan kata “elegi” dalam syair atau lirik lagu juga dapat ditujukan untuk menggambarkan perasaan kehilangan.
Singkatnya, pengertian elegi adalah salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang kesedihan atau tangis.
Objek yang digambarkan di dalam puisi elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas peristiwa yang pernah dialami, atau dapat juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu. Selain itu, Elegi juga dapat digunakan untuk mengungkapkan empati atas peristiwa kemalangan yang dialami oleh orang lain.
Sebenarnya, puisi elegi sudah ada sejak zaman kesusastraan Yunani dan Romawi. Saat itu, semua puisi yang bertemakan cinta, perang, dan juga kematian dimasukkan dalam puisi elegi. Lalu, sejak abad ke-16, istilah puisi elegi diterapkan untuk puisi ratapan atas kematian seseorang.
Ciri-Ciri Puisi Elegi
Berikut ini ciri-ciri atau karakteristik puisi elegi diantaranya yaitu:
- Berisikan sajak atau lagu.
- Berisi tentang kesedihan, tangis, rasa duka cita atau keluh kesah karena sedih ataupun rindu. Selain itu juga kesedihan akibat kematian atau kepergian seseorang yang dicintai.
Contoh Puisi Elegi
Berikut beberapa contoh puisi elegi diantaranya yaitu:
Hampa
Karya: Chairil Anwar
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut
Tak satu kuasa melepas renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti
Rindu
Karya: Abd. Hamid Wahid
Selepas sepi kembali menggenggam,
suara nafiri sengkala rindu mengayun ufuk waktu.
Lengkingnya merobek senyap membacakan bait-bait sejarah cinta kita
dimasa-masa lalu.
Di kamar ini ada tanya tak berjawab dan jerit tak terucap..
Mensyaratkan rindu syahdu yang dihempas ombak tanpa pantai.
Kapan dapat menuntun khidmat hayatku,
Jika takdir tak berpihak kepada kehendak bersamamu.
Hanya letih dan jenuh yang bisa setia menemani sementara aku dan diriku bercakap-cakap.
Saat malam beranjak meninggi, Hanya rembulan
syahdu memandang berkaca-kaca.
Saat sinar surya merobek kalender,
Kupelajari cara berdesah panjang mengulum zaman.
Hari-hariku sepi, karena aku kubur seusai pemakaman.
Jiwaku perih tanpa bekas-bekas tergores.
Kepada Embun kepada Awan, Damai ada padamu saat fajar dan hujan.
Kusampaikan salam hormatku…
Semoga ketika kue ulang-tahun teriris lagi kelak,
peran sandiwara ini telah usai.
Karena aku tak hendak mengajukan keluhan, ke mahkamah agung dimana Tuhan berta
Senja di Pelabuhan Kecil
Karya: Chairil Anwar
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Dari Jendela
Karya: Agnes Sri Hartini Arswendo
Dari jendela kaca kereta senja kusaksikan
Anakku berlalri menerobos sawah dan kali
Berjalan di atas batang padi
Dengan longdress putih dan sayap bidadari
Hujan turun dan kabut tebal sekali
Itu semua tak menahan penglihatanku lewat kaca
Itu semua tak menahan kemauannya menari
Ia tak menoleh ke arahku
Tapi aku pasti
Ia tampak girang sekali
Bermain-main di tempat tanpa batas
Dari jendela kaca kereta senja kusaksikan
Wajah sendiri
Tergeletak di antara sawah, kali, dan batang padi
Demikian artikel tentang “Elegi : Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Puisi Elegi Dalam Bahasa Indonesia Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.